Politik
Kolaborasi Antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat Mempercepat Pembangunan Sumba
Wujud kolaborasi antara pemerintah lokal dan pusat mempercepat pengembangan Sumba dengan memanfaatkan potensi budaya dan energi terbarukan, bagaimana strateginya?

Kolaborasi antara pemerintah lokal dan pusat adalah kunci untuk mempercepat pembangunan di Sumba. Dengan memanfaatkan potensi budaya, mereka menyelaraskan dengan prioritas nasional dan menciptakan lapangan kerja di sektor kreatif. Kemitraan ini berfokus pada kejelasan hukum dalam sengketa tanah dan bertujuan untuk ketersediaan energi terbarukan penuh, meningkatkan lanskap pembangunan Sumba. Acara seperti penanaman pohon dan pameran mendorong sinergi pemangku kepentingan. Investasi dalam layanan masyarakat dan kerangka hukum mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Secara khusus, inisiatif seperti Program Pulau Ikonik mendukung tujuan energi terbarukan pulau tersebut. Ketika Anda mengeksplorasi lebih lanjut, Anda akan menemukan bagaimana strategi-strategi ini saling terkait untuk kemajuan budaya dan ekonomi Sumba yang lebih baik.
Tujuan Kolaborasi Pemerintah

Tujuan utama dari kolaborasi pemerintah untuk pengembangan Sumba adalah untuk meningkatkan kemajuan budaya, mendorong inovasi, dan memicu kreativitas di Sumba Timur. Inisiatif ini sejalan dengan prioritas nasional dalam RPJMN 2020-2024 dan bertujuan untuk mendorong sinergi antara berbagai kementerian dan entitas pemerintah lokal.
Anda sedang melihat rencana strategis yang berusaha untuk mengoptimalkan potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja yang terkait dengan kegiatan budaya.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, kolaborasi ini bekerja untuk membangun fondasi yang kuat untuk inovasi budaya. Antara 22-26 Mei 2023, pertemuan koordinasi akan mempertemukan perwakilan pemerintah lokal dan pemangku kepentingan K/L. Pertemuan ini penting untuk menciptakan pemahaman bersama tentang inovasi budaya, memperkuat komitmen, dan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia berkualitas pada tahun 2035.
Selain itu, inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran di wilayah tersebut. Dengan mengubah tantangan demografis menjadi peluang, Anda dapat mengantisipasi program kreativitas dan literasi yang lebih baik yang menekankan ketahanan dan pengembangan masyarakat.
Sorotan Acara dan Aktivitas
Membangun dari tujuan kolaborasi pemerintah, acara dari tanggal 22-26 Mei 2023 di Sumba Timur menjanjikan rangkaian kegiatan menarik yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas budaya dan kreatif lokal.
Anda akan menemukan kegiatan seperti penanaman pohon, sosialisasi aplikasi digital, dan pameran budaya yang dirancang untuk mengangkat warisan kaya Sumba Timur. Kegiatan ini lebih dari sekadar acara; mereka adalah dorongan strategis untuk mendorong inovasi budaya dan kreativitas.
Bupati Sumba Timur Khristofel Praing, bersama dengan delapan perwakilan dari berbagai kementerian, akan berpartisipasi, menegaskan komitmen untuk menyelaraskan inisiatif lokal dengan prioritas nasional dari RPJMN 2020-2024.
Sinergi ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pemerintah daerah, menciptakan pemahaman bersama yang akan mendorong inisiatif budaya dan kreatif maju.
Diskusi di acara tersebut akan berfokus pada penguatan komitmen dan kolaborasi. Bagi Anda, ini berarti kesempatan untuk berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran melalui kegiatan budaya yang bersemangat.
Bagian penting dari acara ini termasuk rapat koordinasi dengan perwakilan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan K/L. Rapat ini menyoroti pentingnya kolaborasi dalam mengatasi tantangan hukum dan sosial yang dihadapi oleh komunitas Sumba, membentuk landasan untuk kemajuan yang berarti.
Hasil Pengembangan yang Diharapkan

Dalam kolaborasi dengan pemerintah lokal dan pusat, upaya bertujuan untuk mengubah lanskap pembangunan Sumba dengan memanfaatkan inovasi budaya dan kreativitas. Sinergi ini ditetapkan untuk mencapai target RPJMN 2020-2024, dengan fokus pada sumber daya manusia berkualitas pada tahun 2035.
Dengan mendorong kemitraan antara kementerian dan program lokal, inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja melalui kegiatan budaya dan kreatif, sehingga mengurangi tingkat pengangguran.
Anda tidak hanya menyaksikan perubahan ekonomi; ini tentang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan pemangku kepentingan seperti kementerian Pendidikan dan Pariwisata yang terlibat, rencana ini mengoptimalkan program budaya untuk melibatkan masyarakat secara efektif. Ini bukan hanya pendekatan dari atas ke bawah; ini melibatkan Anda, memastikan bahwa program-program tersebut beresonansi dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat.
Selain itu, dengan berfokus pada pembatasan batas dan membangun kerangka hukum yang jelas, kolaborasi ini bertujuan untuk meminimalkan sengketa tanah, mempromosikan pengelolaan tanah yang efektif. Strategi ini mendukung pembangunan daerah dan memastikan bahwa Anda memiliki suara dalam keputusan terkait tanah.
Terakhir, proyek energi terbarukan dari Program Pulau Ikonik Sumba menjanjikan peningkatan akses dan investasi substansial, menargetkan ketersediaan energi terbarukan 100%. Transisi ini tidak hanya berarti energi yang lebih bersih; ini menunjukkan masa depan yang berkelanjutan untuk Sumba, menguntungkan semua pihak yang terlibat.
Inovasi dan Inisiatif Kreativitas
Memicu gelombang transformasi di Sumba dengan menyelami Inisiatif Inovasi dan Kreativitas yang menjanjikan untuk meningkatkan kemajuan budaya sambil selaras dengan tujuan nasional.
Inisiatif-inisiatif ini merupakan bagian dari kerangka kerja RPJMN 2020-2024, yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia pada tahun 2035. Antara 22-26 Mei 2023, Sumba Timur akan menjadi tuan rumah acara penting yang mempertemukan perwakilan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan untuk membangun pemahaman bersama tentang inisiatif-inisiatif ini.
Acara ini akan menampilkan kegiatan seperti penanaman pohon, sosialisasi aplikasi digital, dan pameran budaya, yang masing-masing dirancang untuk mendorong sinergi di antara program-program pemerintah dan mengoptimalkan sumber daya lokal Sumba.
Upaya-upaya ini menekankan kreativitas, bertujuan untuk menciptakan peluang kerja berkualitas yang terkait dengan kegiatan budaya, sehingga membantu mengurangi tingkat pengangguran di wilayah tersebut.
Kolaborasi dengan kementerian kunci seperti Pendidikan, Pariwisata, dan Pertanian sangat penting.
Kemitraan ini direncanakan untuk meningkatkan ketahanan dan pengembangan komunitas melalui inovasi dan kreativitas.
Pemangku Kepentingan Utama dan Peran Mereka

Saat Sumba merangkul inovasi dan kreativitas, memahami para pemangku kepentingan kunci dan peran mereka menjadi penting untuk mendorong transformasi yang nyata. Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, berada di garis depan kolaborasi ini, mengoordinasikan upaya pemerintah daerah dengan inisiatif pemerintah pusat. Kepemimpinannya sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan masyarakat.
Kementerian-kementerian kunci seperti Pendidikan, Pariwisata, dan Pertanian terlibat secara mendalam, mengoptimalkan program budaya dan kreatif yang sesuai dengan prioritas nasional yang diuraikan dalam RPJMN 2020-2024. Partisipasi aktif mereka memastikan bahwa pengembangan Sumba sejalan dengan tujuan nasional yang lebih luas, mendorong lingkungan pertumbuhan yang berkelanjutan.
BIG (Badan Informasi Geospasial) adalah pemain penting lainnya, menyediakan otoritas teknis pada informasi geospasial. Pekerjaan mereka dalam menetapkan batas untuk 156 desa di Sumba Timur sangat penting untuk mencegah sengketa tanah dan mendorong pengembangan regional. Keahlian geospasial ini mendukung tata kelola yang efektif dan pengelolaan sumber daya.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan bermitra dengan Pemerintah Daerah Sumba Barat untuk meningkatkan optimisasi dan administrasi pajak. Kesepakatan formal mereka meningkatkan proses pengumpulan pajak, memastikan sumber daya keuangan digunakan secara efisien.
Komunitas lokal juga memainkan peran penting, terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait penetapan batas dan program budaya. Keterlibatan kolektif ini memastikan tata kelola yang efektif dan pembangunan berkelanjutan, memberdayakan masa depan Sumba.
Usaha Penetapan Batas Wilayah
Upaya pembatasan batas wilayah di Sumba Timur sangat penting untuk mendorong pembangunan regional dan mencegah sengketa tanah. Pada tahun 2017, Badan Informasi Geospasial (BIG) menetapkan batas untuk 156 desa, dengan verifikasi teknis pada tahun 2023, menyoroti pentingnya data batas yang akurat.
Batas yang akurat sangat penting untuk pengelolaan tanah yang efektif dan pencegahan konflik. Anda harus menyelaraskan upaya ini dengan standar geospasial nasional sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Presiden No. 23/2021.
Pemerintah daerah memainkan peran penting dalam menyelesaikan batas desa. Dengan melibatkan masyarakat dan mencapai kesepakatan, Anda membantu menyelesaikan konflik dan memperkuat tata kelola. Melibatkan para pemangku kepentingan lokal memastikan bahwa proses penetapan batas wilayah transparan dan mencerminkan kebutuhan serta realitas masyarakat yang terlibat.
Pendekatan ini tidak hanya mencegah sengketa di masa depan tetapi juga membantu kerja sama dan pembangunan regional. Batas yang akurat mendukung inisiatif pembangunan regional dengan memungkinkan kerja sama yang lebih baik di antara desa-desa tetangga. Mereka meningkatkan pelaksanaan program pemerintah daerah, membuatnya lebih mudah untuk melaksanakan proyek pembangunan.
Memprioritaskan kejelasan batas dan pemantauan yang berkelanjutan sangat penting. Berinvestasi dalam teknologi geospasial dapat mendorong pembangunan berkelanjutan dan menarik investasi, memastikan pertumbuhan dan stabilitas Sumba Timur.
Dukungan Hukum dan Legislatif

Manajemen batas yang efektif di Sumba Timur meletakkan dasar untuk dukungan hukum dan legislatif yang kuat, yang penting untuk pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Anda akan melihat bahwa Bupati Khristofel Praing telah mengambil langkah signifikan dengan meminta dukungan untuk lima rancangan peraturan daerah, termasuk RP3KP dan Penyertaan Modal Daerah di BUMD. Rancangan ini dirancang untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan dan memperbaiki pengelolaan regional Sumba Timur.
Kanwil Kemenkumham NTT berkomitmen penuh untuk mendukung upaya legislatif ini, memastikan bahwa layanan hukum yang diperlukan ditingkatkan dan isu-isu komunitas ditangani lebih efektif.
Komponen kunci adalah fokus pada hak kesehatan bagi narapidana, menyoroti perlunya pendaftaran e-KTP dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan akses ke bantuan hukum dan layanan kesehatan bagi semua orang.
Selain itu, ada penekanan kuat pada kesejahteraan komunitas, yang mencakup peningkatan penyampaian layanan kesehatan untuk memastikan akses keadilan, terutama bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi.
Dorongan untuk mendaftarkan warisan budaya lokal, seperti tenun ikat Sumba Timur, sebagai hak kekayaan intelektual komunal, juga penting. Ini melindungi kepentingan ekonomi para pengrajin lokal dan melestarikan identitas budaya kaya Sumba Timur, mendorong pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan budaya.
Kemajuan Energi Terbarukan
Sementara upaya mencari energi berkelanjutan adalah tantangan global, Sumba menonjol dengan Program Pulau Ikonik Sumba yang ambisius, berkomitmen untuk mencapai ketersediaan energi terbarukan 100%.
Dimulai pada tahun 2010, inisiatif ini telah menggabungkan Bappenas, Hivos, dan menerima dukungan substansial dari ADB dan Kedutaan Besar Norwegia. Pada tahun 2015, Sumba telah memasang kapasitas energi terbarukan sebesar 5,87 MW, mengintegrasikan pembangkit mikro-hidro, surya, angin, biomassa, dan biogas di seluruh pulau.
Anda akan menemukan PLTMH La Au, sebuah pembangkit mikro-hidro yang diresmikan dengan kapasitas 13 KW, dirancang khusus untuk memberi daya pada komunitas di luar jaringan. Ini adalah bukti dedikasi Sumba untuk memperluas infrastruktur energi terbarukan.
Program ini tidak berhenti di situ; proyek-proyek masa depan termasuk pembangkit biomassa 1 MW dan peluncuran penerangan jalan pintar di berbagai distrik. Kemajuan ini ditujukan tidak hanya untuk meningkatkan infrastruktur energi tetapi juga memastikan akses energi berkelanjutan untuk semua.
Pada tahun 2015, anggaran sebesar Rp. 114,986 miliar dialokasikan untuk mempercepat proyek-proyek energi terbarukan ini, menegaskan komitmen Sumba.
Investasi yang ditargetkan ini sangat penting dalam mencapai tujuan inisiatif Pulau Ikonik Sumba, memastikan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi pulau tersebut.
Kesimpulan
Anda telah melihat bagaimana kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat di Sumba seperti mengunduh pembaruan aplikasi terbaru—ini mempercepat pembangunan dengan inovasi dan kreativitas. Dengan melibatkan pemangku kepentingan utama dan memperjelas batasan, mereka mempersiapkan panggung untuk hasil yang mengesankan. Dukungan hukum dan kemajuan energi terbarukan adalah kekuatan pendorong di balik transformasi ini. Perhatikan Sumba; wilayah ini menjadi model pembangunan modern, memanfaatkan strategi berbasis data untuk masa depan yang berkelanjutan.
Politik
Trump Memotong Anggaran VOA, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Di tengah pemotongan era Trump terhadap VOA, Indonesia menghadapi konsekuensi buruk bagi kebebasan pers dan demokrasi, meninggalkan warga rentan terhadap misinformasi dan berkurangnya akuntabilitas. Apa artinya ini untuk masa depan?

Saat kita menghadapi dampak dari pemotongan terhadap Voice of America (VOA) di Indonesia, jelas bahwa keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang luas bagi lanskap media negara tersebut. Pembekuan anggaran yang diberlakukan selama administrasi Trump telah mengakibatkan penghentian operasi VOA di Indonesia, yang secara langsung berdampak pada penyampaian berita dan informasi yang dapat diandalkan kepada masyarakat.
Dengan sekitar 550 jurnalis yang kehilangan pekerjaan mereka, kita hanya bisa membayangkan ketidakpastian dan kesulitan yang dirasakan oleh mereka yang terkena dampak dan implikasi yang lebih luas bagi lingkungan media.
Penghentian VOA di Indonesia secara signifikan meningkatkan risiko disinformasi. Dalam ketiadaan pelaporan yang kredibel, masyarakat mungkin beralih ke sumber yang tidak dapat diandalkan untuk berita, yang dapat mengubah persepsi tentang AS dan kebijakannya. Misinformasi menyebar dengan cepat, dan tanpa adanya outlet berita yang dipercaya untuk menangkal narasi palsu, kita tidak hanya mempertaruhkan pemahaman kita tentang urusan global tetapi juga kemampuan kita untuk terlibat dalam diskursus yang terinformasi tentang masalah lokal.
Situasi ini menimbulkan ancaman serius terhadap kebebasan pers, karena membatasi akses ke informasi yang akurat yang diperlukan untuk keterlibatan publik dan pengawasan terhadap pemerintahan.
Selama beberapa dekade, VOA telah memainkan peran penting dalam mempromosikan demokrasi dan kebebasan berekspresi, dengan telah menetapkan kehadirannya di Indonesia sejak tahun 1942. Penghentian operasionalnya menandakan tren yang mengkhawatirkan bagi jurnalisme independen di wilayah tersebut.
Kehilangan ini bukan hanya kerugian finansial; itu mewakili penurunan dalam prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas yang menjadi dasar demokrasi yang sehat. Dengan lebih sedikit saluran informasi yang dapat diandalkan, kita berisiko menciptakan lingkungan di mana suara yang berbeda dibungkam, dan masyarakat tetap tidak terinformasi tentang masalah kritis.
Implikasi untuk demokrasi partisipatif di Indonesia sangat mendalam. Tanpa akses ke informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, warga negara semakin sulit untuk terlibat secara bermakna dengan pemerintah mereka.
Kemampuan untuk mempertanyakan, menantang, dan meminta pertanggungjawaban pemimpin adalah dasar dari demokrasi, dan kehilangan VOA menggoyahkan dasar tersebut. Kita harus mengakui bahwa pers yang dinamis sangat penting untuk menumbuhkan warganegara yang terinformasi mampu berkontribusi terhadap proses demokrasi.
Politik
Hilang Sejak Penggerebekan KPK, Golkar Mengatakan Kondisi Ridwan Kamil Baik
Menghadapi sorotan publik setelah penggerebekan KPK, Ridwan Kamil menenangkan para pendukungnya, tetapi apa sebenarnya yang tersembunyi di balik pernyataannya?

Di tengah meningkatnya kekhawatiran publik setelah penggerebekan terbaru oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ridwan Kamil memastikan kondisi baiknya dan keberadaannya di Bandung pada tanggal 14 Maret 2025. Melalui komunikasi yang terjalin oleh DPD Golkar Jawa Barat, ia menenangkan publik bahwa ia tidak sedang bersembunyi, melainkan berkomitmen untuk bekerja sama dengan penyelidikan yang sedang berlangsung. Pesan ini, disampaikan melalui telepon stafnya pada malam tanggal 14 Maret, bertujuan untuk meredakan kekhawatiran tentang statusnya menyusul penggerebekan KPK yang terjadi pada tanggal 10 Maret.
Kami memahami bahwa persepsi publik dapat berubah dengan cepat dalam masa-masa yang penuh gejolak, terutama ketika tokoh terkenal terlibat dalam penyelidikan. Kesehatan dan ketersediaan Ridwan Kamil untuk membantu penyidik sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan kepercayaan publik dalam penyelidikan yang sedang berlangsung, terutama terkait dengan tuduhan seputar Bank Daerah. Komitmen yang dia ungkapkan tidak hanya mencerminkan kesediaannya untuk terlibat dengan otoritas tetapi juga berfungsi sebagai langkah strategis untuk menenangkan publik tentang integritas dan transparansinya.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa peristiwa semacam ini sering kali menyebabkan spekulasi dan rumor, yang dapat memperumit narasi seputar tokoh publik. Dalam kasus ini, komunikasi tepat waktu Kamil berfungsi sebagai langkah proaktif untuk mengurangi persepsi negatif yang mungkin timbul dari ketidakhadirannya setelah tindakan KPK. Dengan menyatakan lokasi dan status kesehatannya, ia secara efektif mengatasi kesalahpahaman potensial tentang niat dan tindakannya.
Ketika kita mempertimbangkan implikasi dari pernyataan Kamil, kita menyadari bahwa tokoh publik memiliki tanggung jawab untuk menjaga komunikasi terbuka dengan konstituennya. Dengan demikian, mereka dapat membantu menumbuhkan rasa stabilitas dan kepercayaan selama masa yang tidak pasti. Kesediaan Kamil untuk bekerja sama dengan KPK tidak hanya menonjolkan pertanggungjawabannya tetapi juga menekankan kebutuhan akan transparansi dalam tata kelola, terutama dalam urusan korupsi.
Politik
Suara Masyarakat Menyuarakan Kekhawatiran atas Maskapai Asing yang Menggunakan Nama “RI”
Muncul kekhawatiran ketika maskapai asing menggunakan nama “RI,” yang menimbulkan pertanyaan mengenai identitas nasional dan implikasinya bagi lanskap penerbangan Indonesia. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Saat kita menavigasi kompleksitas penerbangan global, kemunculan baru “Indonesia Airlines,” sebuah nama yang diadopsi oleh Calypte Holding Pte. Ltd., sebuah perusahaan asing yang berbasis di Singapura, telah menimbulkan kekhawatiran signifikan mengenai identitas nasional dan regulasi branding.
Penggunaan nama Indonesia oleh entitas asing tidak hanya menyentuh esensi dari apa artinya mewakili sebuah bangsa, tetapi juga mendorong kita untuk mempertanyakan implikasi yang dimiliki bagi industri penerbangan dan integritas budaya.
Pengamat penerbangan Alvin Lie dengan tepat menggambarkan situasi ini sebagai “aneh,” menyoroti kebutuhan kritis untuk konsultasi dengan pemerintah Indonesia. Konsultasi ini penting untuk mengatasi potensi dampak dari izin perusahaan asing menggunakan penanda nasional tanpa pengawasan yang jelas.
Ini bukan hanya tentang branding; ini tentang melestarikan kedaulatan dan identitas yang datang dengan simbol-simbol tersebut. Nama “Indonesia Airlines” memiliki bobot, dan ketika entitas asing mengadopsinya, kita harus bertanya pada diri kita sendiri pesan apa yang ini kirimkan baik di dalam negeri maupun internasional.
Penekanan Kementerian Perhubungan pada kurangnya izin operasional untuk Indonesia Airlines lebih jauh memperumit situasi ini. Tanpa otorisasi yang tepat, legitimasi penggunaan nama tersebut menjadi dipertanyakan.
Bagaimana bisa sebuah perusahaan asing mengklaim identitas nasional tanpa mengikuti regulasi yang melindunginya? Kontroversi ini menyoroti keprihatinan yang lebih luas mengenai kepemilikan asing dan investasi di sektor penerbangan Indonesia.
Saat kita menggali lebih dalam, menjadi jelas bahwa kita membutuhkan kerangka regulasi yang kuat untuk melindungi kepentingan nasional kita. Kita harus mempertimbangkan bagaimana regulasi branding tidak hanya melindungi simbol budaya kita tetapi juga memastikan bahwa identitas nasional kita tetap utuh di tengah globalisasi.
Protokol etika dan diplomasi harus dibuat untuk mengatur bagaimana perusahaan asing dapat berinteraksi dengan penanda nasional. Memastikan kepatuhan terhadap regulasi ini vital untuk menjaga integritas identitas bangsa kita.
-
Ragam Budaya2 bulan ago
Mencari Situs Arkeologi Tertua: Di Mana Sejarah Terbentang?
-
Hukum & Kriminal2 bulan ago
Tersangka Pelaku Penikaman Saif Ali Khan Ditangkap di India, Berikut Hasil Interogasinya
-
Hukum & Kriminal2 bulan ago
Tambang Emas Ilegal Beroperasi Selama 14 Tahun di Bandung, Kepolisian Ungkap Kerugian Sebesar Rp 1 Triliun
-
Politik2 bulan ago
Hashim Dan Maruarar Bicara Tentang Video Viral Menolak Jabat Tangan di Istana
-
Kesehatan2 bulan ago
Tanda Utama Paparan Pornografi pada Anak dan Intervensi
-
Olahraga2 bulan ago
Tantangan Utama dalam Pengangkatan Resmi Kluivert sebagai Pelatih Tim Nasional Indonesia
-
Olahraga4 minggu ago
Kesuksesan Argentina di Piala Dunia U-20 2025, Prodigy Messi Bergabung dengan Man City
-
Olahraga2 bulan ago
Alasan Mat Baker Mengundurkan Diri dari Tim Nasional U-20: Faktor Penyebab