Lingkungan

Banjir Jakarta Besar: Penyebab dan Solusi untuk Mengatasi Krisis Air

Pelajari tentang penyebab banjir yang mengkhawatirkan di Jakarta Raya dan temukan solusi inovatif yang bisa mengubah masa depan kota ini. Apa yang dapat dilakukan untuk membalikkan krisis ini?

Saat kita menggali masalah banjir di Jakarta Raya, menjadi jelas bahwa kombinasi cuaca ekstrem dan pembangunan perkotaan memperburuk krisis ini. Wilayah kita, khususnya Jabodetabek, menghadapi peristiwa banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya yang bukan hanya hasil dari hujan lebat tetapi juga akibat ulah kita sendiri. Intensitas curah hujan telah meningkat karena perubahan iklim, menyebabkan banjir parah di seluruh Jakarta dan Bekasi.

Mengkhawatirkan untuk dicatat bahwa dari tahun 1990 hingga 2022, area terbangun di cekungan sungai Bekasi melonjak dari 5,1% menjadi mencengangkan 42%. Urbanisasi yang cepat ini telah sangat mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air, mendorong risiko banjir ke tingkat baru.

Selain itu, kita tidak bisa mengabaikan tingkat penurunan tanah di Jakarta yang mengkhawatirkan, rata-rata 12 cm per tahun. Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2050, area yang rawan banjir dapat bertambah lebih dari 110 kilometer persegi, mempengaruhi hampir 75% Jakarta Utara. Ini bukan hanya statistik; ini adalah panggilan untuk kita mempertimbangkan kembali bagaimana kita mendekati perencanaan perkotaan.

Respons pemerintah daerah terhadap peringatan cuaca dini telah dikritik sebagai lamban dan tidak memadai. Kita perlu menganjurkan strategi respons bencana yang lebih kuat yang melibatkan partisipasi komunitas dalam upaya pencegahan banjir.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Implementasi solusi berbasis alam (NbS) memberi kita sedikit harapan. Pikirkan tentang sistem penyerapan air hujan, penghijauan perkotaan, dan pengelolaan daerah aliran sungai terintegrasi. Strategi ini dapat secara signifikan meningkatkan ketahanan kita terhadap banjir dan mengurangi dampak banjir di Jabodetabek.

Kita harus mendorong perencanaan perkotaan yang menggabungkan ruang hijau dan permukaan yang dapat ditembus, memungkinkan alam untuk membantu dalam pencegahan banjir daripada terasa seperti pemikiran belakangan di hutan beton kita.

Kita tidak bisa lagi bersikap pasif. Sudah saatnya kita menuntut pemimpin lokal kita untuk memprioritaskan pencegahan banjir melalui perencanaan perkotaan yang inovatif. Dengan mendorong keterlibatan komunitas, kita dapat menciptakan tanggung jawab bersama untuk lingkungan kita.

Jika kita ingin merebut kembali kebebasan dari kekacauan banjir, kita harus bekerja sama untuk menerapkan solusi yang merangkul alam dan pengembangan perkotaan yang berkelanjutan. Masa depan Jakarta Raya bergantung pada kemauan kita untuk bertindak sekarang.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Exit mobile version