Travel & Kuliner
Kenangan Manis: Destinasi Wisata Indonesia yang Kini Tak Tersentuh
Kenangan yang memudar dari tempat-tempat wisata Indonesia yang dulu ramai kini terdiam; temukan cerita di balik transformasi mereka dan harapan untuk masa depan yang cerah.

Kita telah menyaksikan banyak destinasi wisata tercinta di Indonesia berubah menjadi gema kegembiraan yang tak terjangkau. Tempat-tempat yang dulunya ramai seperti Kampung Gajah Wonderland dan Taman Festival Bali kini menjadi pengingat senyap akan kerapuhan budaya. Seiring hilangnya tawa, tempat seperti Snowbay Waterpark berubah menjadi tempat parkir, meninggalkan hanya suara mesin mobil untuk mengisi kehampaan tersebut. Namun, di tengah perubahan ini, munculnya ekowisata menawarkan secercah harapan. Mari kita jelajahi bagaimana masa lalu menginformasikan masa depan dari lanskap tercinta kita.
Apa yang terjadi pada destinasi wisata favorit ketika dunia berubah? Ini adalah pertanyaan yang sering kita renungkan saat kita mengenang tempat-tempat yang dulu memberikan kegembiraan, tawa, dan petualangan dalam hidup kita.
Di Indonesia, gelombang penutupan telah melanda atraksi yang kita cintai, meninggalkan gema dari apa yang pernah ada. Pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap secara dramatis, memaksa tempat-tempat tercinta seperti Kampung Gajah Wonderland dan Taman Festival Bali tutup permanen karena kesulitan finansial. Situs-situs ini, yang pernah ramai dengan pengunjung yang ingin merasakan budaya lokal, kini berdiri sunyi, pengingat akan kerapuhan warisan budaya kita.
Kita tidak bisa tidak merasa kehilangan saat kita merenungkan nasib Snowbay Waterpark. Atraksi modern ini di Taman Mini Indonesia Indah telah menyerah pada dampak pandemi, berubah dari tempat yang menyenangkan menjadi sekadar tempat parkir. Sungguh menyedihkan memikirkan tawa dan percikan air yang dulu mengisi udara, kini digantikan oleh suara mesin mobil.
Begitu pula dengan Wonderia Semarang, yang telah merebut hati kita dengan wahana hiburannya, tetap tertutup sejak insiden tragis pada tahun 2007. Rencana untuk mengubahnya menjadi taman kota masih belum terwujud, meninggalkan situs tersebut tidak tersentuh dan terlupakan.
Perubahan strategi pariwisata lokal terlihat dari cara tempat-tempat seperti Taman Remaja Surabaya beradaptasi. Dulu sebuah taman hiburan yang hidup, kini menjadi tempat konser, menampilkan jenis hiburan yang berbeda. Meskipun kita mengapresiasi repurposing kreatif dari ruang, rasanya pahit menyaksikan transformasi situs yang dulunya menawarkan kegembiraan dalam bentuk aslinya.
Depok Fantasi Waterpark, yang akrab disebut sebagai Aladin Waterpark, menghadapi nasib yang lebih keras lagi—dihancurkan setelah penutupan permanennya, menegaskan tren kehilangan yang lebih luas dalam lanskap rekreasi kita.
Namun, di tengah kekacauan ini, kita dapat menemukan kilasan harapan dalam meningkatnya peluang ekowisata. Dengan mengalihkan perhatian kita pada praktik berkelanjutan, kita dapat merawat warisan budaya sambil melindungi lingkungan.
Dengan menjelajahi dan mempromosikan area yang kurang dikenal yang kaya akan sejarah dan keindahan alam, kita menciptakan jalan baru ke depan. Bersama, kita dapat membina pengalaman pariwisata yang menghormati masa lalu sambil memeluk masa depan yang berkelanjutan.
Mari kita ingat kenangan manis ini, tetapi juga melihat ke cakrawala yang lebih cerah, yang diperkaya oleh cinta bersama kita untuk keindahan dan ketangguhan Indonesia.