Ekonomi & Bisnis
Peluang dan Tantangan bagi Indonesia Menuju Menjadi Negara Maju
Perencanaan strategis dan pengembangan sumber daya manusia sangat penting untuk target pertumbuhan ambisius Indonesia; temukan tantangan yang akan dihadapi.

Seiring dengan tujuan Indonesia untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045, kita harus mengakui peluang dan tantangan yang ada di depan. Untuk meningkatkan pendapatan per kapita kita dari $4,580 saat ini menjadi sekitar $13,846, kita perlu fokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia kita. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menetapkan peta jalan untuk perjalanan ini, dengan target pertumbuhan rata-rata 6-7% selama dua dekade berikutnya. Target ini ambisius tetapi dapat dicapai dengan perencanaan dan pelaksanaan strategis.
Salah satu tantangan utama yang kita hadapi adalah meningkatkan produktivitas, terutama di sektor manufaktur. Saat ini, manufaktur berkontribusi kurang dari 20% terhadap PDB kita. Untuk meningkatkan angka ini, kita harus berinvestasi dalam teknologi dan inovasi, menciptakan lingkungan di mana bisnis dapat berkembang. Dengan meningkatkan produktivitas, kita tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga menciptakan kesempatan kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja kita.
Selain itu, kualitas sumber daya manusia kita adalah faktor kritis dalam persamaan ini. Dengan tingkat partisipasi pendidikan tinggi di bawah 35%, kita harus bekerja keras untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Tenaga kerja yang lebih terdidik akan lebih mampu memenuhi tuntutan ekonomi global yang cepat berubah. Investasi dalam modal manusia ini penting; ini dapat mengarah pada peningkatan produktivitas dan, pada akhirnya, tingkat pendapatan yang lebih tinggi bagi warga kita.
Partisipasi Indonesia dalam kemitraan ekonomi global, seperti OECD dan CPTPP, memberi kita peluang untuk mengakses pasar baru. Kemitraan ini berpotensi meningkatkan nilai ekspor kita hingga 10%, yang akan sangat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kita. Namun, kita perlu memastikan bahwa manfaat dari perjanjian semacam itu didistribusikan secara adil di antara populasi kita untuk mengatasi tingkat kemiskinan nasional sebesar 9,36% dan memperbaiki Indeks Gini kita, yang berada di angka 0,381 pada tahun 2022.
Mencapai status berpenghasilan tinggi memerlukan pendekatan komprehensif yang menangani ketidaksetaraan ekonomi dan sosial. Saat kita memulai perjalanan ini, kita harus tetap berkomitmen pada pertumbuhan ekonomi inklusif yang memberdayakan semua orang Indonesia. Dengan mengatasi tantangan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia, sambil memanfaatkan partisipasi kita di pasar global, kita dapat membuka jalan menuju masa depan yang makmur.
Bersama, kita dapat mengubah Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi yang mencerminkan potensi dan aspirasi rakyatnya.