Sosial
Tiga Mahasiswa Unhas Meninggal Setelah Hanyut di Sungai Bislab
Yakin akan keselamatan saat beraktivitas di alam bebas? Ketiga mahasiswa Unhas kehilangan nyawa setelah terseret arus deras di Sungai Bislab. Apa yang sebenarnya terjadi?

Pada 23 Januari 2025, tiga mahasiswa Unhas—Jean Eclezia, Syadza, dan Resky Rahim—kehilangan nyawa mereka setelah terseret oleh arus kuat tiba-tiba di Sungai Bislab. Mereka sedang melakukan survei lokasi perkemahan sekitar pukul 4:00 sore ketika kejadian itu terjadi. Tim pencarian dan penyelamatan bertindak segera, menemukan korban di hilir dalam beberapa jam berikutnya. Komunitas telah menyatakan duka yang mendalam dan mendorong peningkatan keselamatan serta regulasi mengenai aktivitas luar ruang. Peristiwa tragis ini menekankan pentingnya memahami bahaya alam, memicu diskusi yang dapat membawa perubahan penting untuk kegiatan luar ruang di masa depan. Masih banyak yang perlu diungkap tentang tanggapan dan implikasi seputar insiden ini.
Tinjauan Insiden
Pada tanggal 23 Januari 2025, tiga mahasiswa dari Universitas Hasanuddin (Unhas) mengalami tragedi kehilangan nyawa di Sungai Bislab. Korban, Jean Eclezia (19), Syadza (19), dan Resky Rahim (21), sedang melakukan survei lokasi berkemah ketika mereka menghadapi arus yang kuat secara tak terduga sekitar pukul 4:00 PM WITA.
Meskipun mereka menyadari kondisi sungai, gelombang mendadak tersebut menguasai mereka, menunjukkan pentingnya keselamatan berkemah dan kesadaran akan sungai. Insiden ini menjadi pengingat keras bagi para penggemar aktivitas luar ruangan tentang bahaya potensial dari badan air alami, terutama selama hujan lebat.
Perubahan cepat arus sungai tersebut mengejutkan kelompok tersebut, menekankan kebutuhan akan kewaspadaan dan penghormatan terhadap kekuatan alam saat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Upaya Pencarian dan Penyelamatan
Tim pencarian dan penyelamatan segera bertindak tak lama setelah insiden tragis di Sungai Bislab.
Mereka mengerahkan tim gabungan untuk mencari di sepanjang 2,3 kilometer ke hilir dari lokasi kecelakaan, menggunakan berbagai teknik penyelamatan untuk menemukan para siswa yang hilang.
Dalam beberapa jam, kami menemukan korban pertama, Jean Eclezia, sekitar 1 kilometer dari lokasi terakhirnya diketahui. Resky Rahim ditemukan 300 meter ke hilir tidak lama kemudian.
Pencarian dilanjutkan sepanjang malam, berakhir pada pagi hari berikutnya dengan penemuan korban ketiga, Syadza, yang berada 3 kilometer ke hilir.
Setelah dua hari upaya intensif, kami berhasil mengidentifikasi dan mengevakuasi semua korban, menunjukkan dedikasi dan keahlian dari tim pencarian dan penyelamatan kami selama peristiwa tragis ini.
Tanggapan Komunitas dan Tindakan Keselamatan
Ketika komunitas berduka atas kehilangan tiga mahasiswa dari Universitas Hasanuddin, diskusi mengenai tindakan keselamatan untuk kegiatan luar ruangan menjadi semakin intens.
Telah terlihat dukungan besar dari komunitas, saat otoritas lokal dan warga bergabung dalam operasi pencarian dan penyelamatan.
Menyusul tragedi ini, banyak pihak yang mendukung penerapan regulasi keselamatan yang lebih ketat terkait dengan ekskursi mahasiswa, terutama selama kondisi cuaca buruk.
Layanan dukungan emosional sedang dibahas untuk membantu keluarga dan teman-teman yang terdampak dalam mengatasi kesedihan mereka.
Selain itu, administrasi universitas sedang aktif meninjau dan meningkatkan program pelatihan dan kesadaran keselamatan untuk mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas luar ruangan, menekankan pentingnya memahami protokol keselamatan sungai untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.